Nasib Muslim Uighur di Cina
Muslim Uighur adalah kaum Muslimin yang beretnis Turki. Mereka bermukim di bagian barat Cina, jumlahnya sekitar 11 juta orang. Muslim Uighur mencakup setengah dari sekitar 26 juta penduduk di wilayah ini.
Agustus 2018, sebuah komite PBB mendapat laporan bahwa Cina memberlakukan program 'reedukasi atau 'pendidikan ulang' terhadap satu juta warga Uighur dan kelompok Muslim lainnya yang ditahan di wilayah Xinjiang barat.
Human Rights Watch mengatakan bahwa suku Uighur dipantau secara sangat ketat. Mereka harus memberikan sampel biometrik dan DNA. Dilaporkan terjadi penangkapan terhadap mereka yang memiliki kerabat di 26 negara yang dianggap 'sensitif'. Dan hingga satu juta orang telah ditahan. Kelompok-kelompok HAM mengatakan orang-orang di kamp-kamp itu dipaksa belajar bahasa Mandarin dan diarahkan untuk mengecam, bahkan meninggalkan keyakinan iman mereka.
Akibat hal tersebut, Cina mendapat berbagai kritik dari masyarakat dunia atas tindakannya yang dianggap menindas sejumlah besar warga suku Uighur.
Mendengar kritikan itu, Pemerintah Cina merespon tudingan yang di layangkan padanya. Mereka menyangkal adanya kamp penahanan khusus tetapi mengatakan orang-orang di Xinjiang itu mendapatkan 'pelatihan kejuruan'. Seorang pejabat tinggi di Xinjiang mengatakan wilayah itu menghadapi ancaman 'tiga kekuatan jahat': terorisme, ekstremisme dan separatisme.
Akan tetapi, pada saat yang sama ada semakin banyak bukti pengawasan opresif terhadap orang-orang yang tinggal di Xinjiang.
Menurut laporan BBC, sejumlah mantan tahanan mengatakan kepada terjadi penyiksaan fisik maupun psikologis yang mereka alami di kamp-kamp penahanan. Seluruh keluarga mereka lenyap, dan mereka mengatakan bahwa para tahanan disiksa secara fisik dan mental. BBC juga memiliki bukti pengawasan nyaris total terhadap warga Muslim di Xinjiang.
Sumber: BBC News
0 komentar:
Posting Komentar