Situs Baca Berita Kesehatan Asuransi Otomotif Smartphone dan Beasiswa Terbaru

Pendidikan Ketahanan Becana Segera Diterapkan Pada 2019


Indonesia saat ini sedang menghadapi musim penghujan. Jamak diketahui, musim penghujan identik dengan tanak longsong, banjir, dan banjir bandang.

Tanah longsor adalah gerakan massa tanah atau batuan, atau campuran keduanya yang kemudian menuruni lereng bukit atau pegunungan akibat tanah atau batuan penyusun lereng yang tidak stabil. Bagaimana dengan banjir ? banjir adalah fenomena alam akibatkan naiknya volume air yang membuat terendamnya suatu daerah atau daratan. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar akibat terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.

Ketiga hal yang disebutkan diatas adalah beberapa contoh bencana yang bisa jadi merupakan bagian dari materi Pendidikan Ketahanan Bencana yang dipersiapkan Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) yang akan dimulai pada tahun ajaran 2019 nanti.

Sudah siapkah Bapak Ibu mengajarkannya ?

Sebagai pendidik, Bapak dan Ibu Guru tentu harus bersiap akan hal itu. Agar semua berjalan dengan lancar.

Dilansir dari Website resmi Kemendikbud, Minggu (30/12/2018) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan, Kemendikbud akan memberikan dasar-dasar keterampilan hidup atau basic of life skills kepada siswa, salah satunya tentang pendidikan ketahanan terhadap bencana. 


Mendikbud


Pendidikan Ketahanan Bencana akan dimasukkan ke dalam kurikulum namun tidak berupa mata pelajaran khusus namun akan di integrasikan kedalam Pendidikan Karakter.

Berikut pernyataan resminya :

“Nanti satu paket di dalam Penguatan Pendidikan Karakter, dan masih terbuka kalau ada hal tertentu yang masih harus masuk, akan kita masukkan. Kita usahakan mulai tahun ajaran 2019. Tetapi ini bukan mata pelajaran, tetapi tema-tema yang terintegrasi,”

Mendikbud menegaskan bahwa secara teknis Pendidikan Ketahanan Bencana akan diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar tanpa melalui mata pelajaran khusus. Materi- materi tersebut nantinya akan disajikan sesuai dengan tingkat dan jenjang pendidikan.

Lalu bagaimana Guru- Guru nanti mengajarkannya di dalam kelas ?

Menurut Mendikbud, Kurikulum tersebut bisa dilaksanakan seperti proses belajar dalam keseharian, tidak perlu dilakukan sebagai mata pelajaran. Contoh, misalnya dalam satu semester dapat dibuatkan beberapa kali pertemuan untuk mengenalkan, mengingatkan anak-anak didik mengenai bencana, risiko dan mitigasinya.

Selain itu Mendikbud menuturkan, Guru diberikan kebebasan untuk mengatur jam belajar lebih fleksibel. Sehingga penguatan pendidikan karakter yang salah satu paketnya adalah memberikan informasi dan kecakapan hidup dapat berjalan dengan baik.

Disamping modul pendidikan mitigasi bencana. Terdapat 4 paket modul menganai isu-isu terkini lain yang akan diberikan kepada siswa di berbagai jenjang. Modul tersebut terbagi dalam; 1) modul tentang bahaya narkoba, 2) menangkal radikalisme, 3) kesadaran hukum berlalu lintas, dan 4) pendidikan antikorupsi. Modul- modul tersebut akan diintegrasikan ke dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dapat diberikan tidak hanya melalui intrakurikuler, tetapi juga melalui kokurikuler dan ekstrakurikuler. Hal ini dilakukan agar anak didik memiliki pengetahuan dan kecakapan hidup tertentu sehingga menjadi warga negara yang baik, ujar Mendikbud.

Terkait Pendidikan Ketahanan Bencana, saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (Balitbangdikbud) bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) sedang menggarap pemetaan kompetensi dasar pada tema-tema di berbagai jenjang untuk memperkuat materi ketahanan bencana.

Sebagaimana dikatakan Kepala Balitbangdikbud- Totok Suprayitno. Target Pendidikan Ketahanan Bencana ini adalah terwujudnya perubahan perilaku. Diperlukan berbagai usaha agar hal ini tercapai. Tak hanya ceramah kepada peserta didik, namun diperlukan praktik, simulasi, dan pembiasaan agar semua itu dapat terwujud.

Mendikbud menambahkan, diperlukan keterlibatan semua pihak, baik itu sekolah, orang tua, masyarakat, serta kementerian atau lembaga lain agar Pendidikan Ketahanan Bencana ini berjalan dengan baik. Pihak sekolah dan guru juga harus bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk dilatih kecakapan atau keterampilan khusus agar dapat memberikan pengetahuan yang tepat kepada siswa mengenai kebencanaan. Selain itu, siswa juga bisa mendapatkan pelatihan langsung jika memang hal itu diperlukan nantinya.

0 komentar:

Posting Komentar